OPINI INOVASI PENDIDIKAN


Tanggal Unggah : 02/12/2021 Diunggah Oleh : HUMAS 887

Revolusi society  5.0, AI dan Pendidikan abad 21


Sejauh mana revolusi society 5.0, kecerdasan buatan ( AI ) dapat mempengaruhi dunia pendidikan?. Abad 21 menjadi tantangan tersendiri bagi setiap individu. Dicetuskannya revolusi industry 4.0 yang kemudian disusul oleh oleh revolusi society 5.0 mengakibatkan banyak tantangan dan perubahan yang harus dilakukan di era society 5.0 ini. Termasuk diantaranya apa yang harus dilakukan oleh satuan pendidikan sebagai gerbang utama dalam mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang unggul.

Era super smart society (society 5.0) pertama kali diperkenalkan  oleh Pemerintah Jepang pada tahun 2019, sebagai langkah antisipasi dari gejolak disrupsi akibat revolusi industri 4.0, yang menyebabkan ketidakpastian yang kompleks serta ambigu (VUCA). invansi tersebut dikhawatirkan dapat  menggerus nilai-nilai karakter kemanusiaan yang telah dipertahankan selama ini. Menghadapi era society 5.0, Bidang  pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Pemerintah sebagai pemangku kepentingan, organisasi masyarakat ( Ormas) serta seluruh lapisan masyarakat juga turut memberi andil dalam menyambut era society 5.0 mendatang.

Mengahadapi era society 5.0 satuan pendidikan membutuhkan adanya perubahan paradigma pendidikan. Salah satu diantaranya adalah pendidik meminimalkan peran sebagai learning material provider, pendidik berperan sebagai penginspirasi untuk tumbuh dan berkembangnya kreativitas dari peserta didiknya. Pendidik harus dapat berperan sebagai fasilitator, sebagai penginspirasi dan pembelajar yang sejati sehingga dapat memberikan motivasi kepada peserta didik untuk “ merdeka belajar “ seperti konsep kurikulum saat ini. Melalui peningkatan layanan dan akses pendidikan dasar salah satunya adalah upaya pemenuhan maupun perbaikan infrastruktur dan platform teknologi di sekolah dasar. Sehingga diperlukan manajemen tata kelola dari semua unsur, baik pemerintah daerah, swasta (industri dll), kepala sekolah, guru dan masyarakat. Melalui manajemen berbasis sekolah diperlukan jiwa kepemimpinan seorang kepala sekolah yang berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolahnya. Untuk peningkatan sumber daya manusia, baik guru maupun kepala sekolah, diperlukan pembinaan baik lokal maupun internasional yang berkelanjutan sehingga mampu menjawab tantangan dunia industry atau menghadapi era revolusi industry 4.0 dan society 5.0

Sumber Daya Manusia yang unggul akan dapat beradaptasi diera revolusi society 5.0 ini jika didukung dengan penguatan pendidikan karakter dilingkungan sekolah dan masyarakat  Revolusi Society 5.0 adalah masyarakat yang dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era Revolusi industri 4.0 seperti Internet on Things (internet untuk segala sesuatu), Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), Big Data (data dalam jumlah besar), dan robot untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Society 5.0 juga dapat diartikan sebagai sebuah konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi. Teknologi saat ini sudah menjadi bagian dari perjalanan waktu yang tidak bisa dibendung. Tidak hanya dapat merubah gaya hidup manusia tapi juga merubah bagaimana kita bekerja, belajar dan berinteraksi. Berbagai macam inovasi muncul setiap saat, semakin membuat aktivitas dan pekerjaan kita menjadi lebih praktis dan efektif.

Salah satu teknologi yang belakangan ini menjadi perhatian adalah Artificial Intelligence. Teknologi yang satu ini memiliki peran penting dalam memudahkan berbagai fungsi pekerjaan, termasuk di bidang pendidikan.

Apa Itu Artificial Intelligence ?

Istilah Artificial Intelligence (AI) pertama kali dikenalkan pada tahun 1956 oleh John McCharty dari MIT (Massachusetts Institute of Technology). Menurut John McCarthy Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan merupakan proses memodelkan cara berpikir manusia dan mendesain suatu mesin agar dapat berperilaku layaknya manusia atau istilah lainnya disebut cognitive tasks, yaitu bagaimana mesin bisa belajar secara otomatis dari data dan informasi yang sudah diprogramkan. Dalam lingkup pendidikan, AI bisa berperan dalam banyak aspek, seperti yang dikatakan oleh Direktur SEAMEO, Ethel Agnes yang meyakini AI dapat mempermudah kinerja guru terutama dalam urusan administratif seperti menentukan nilai akhir berdasarkan bobot penilaian. AI juga dapat mempermudah guru dalam melangsungkan Kegiatan Belajar Mengajar dan berbagai aktivitas pembelajaran lainnya.

Tenaga pendidik di abad society 5.0 ini harus  dapat  mengutamakan peserta didik  dibandingkan dirinya, berinisiatif untuk melakukan perubahan pada peserta didiknya, terus melakukan inovasi  serta keberpihakan kepada peserta didik. Dengan adanya perubahan ini banyak yang mempertanyakan apakah peran guru akan  tergantikan oleh teknologi?  Jawabannya adalah tidak mungkin seratus persen teknologi adalam hal ini Artificial intelegent ( AI ) akan mengganti peran guru diadalam proses pembelajaran. Beberapa  yang tidak ada di teknologi diantaranya interaksi secara langsung di kelas, ikatan emosional guru dan peserta didik, penanaman karakter dan modeling/ teladan guru.  Sejauh ini dalam dunia pendidikan AI berperan untuk menyampaikan berbagai informasi dan juga membantu dalam membuat proses belajar agar menjadi lebih efektif lagi bagi pengajar maupun peserta didik.

AI diyakini dapat membantu manusia untuk belajar dengan lebih baik dan mencapai tujuan pendidikan dengan lebih efektif. Sehingga tidak heran saat ini banyak inovasi dan terobosan berbasis AI yang sedang dan akan diterapkan dalam menunjang proses pembelajaran agar lebih praktis dan efektif. Sebagai contoh penerapan AI adalah mentor virtual,voice assitance,smart content,presentation translator,global courses, automatic assessment dan personalized learning.

Teknologi AI memang membawa dampak yang signifikan dalam peningkatan kualitas dan pola pembelajaran menjadi lebih praktis dan efektif. Hal ini juga sudah dibuktikan dengan berbagai penelitian dan penerapan oleh berbagai platform Edutech yang memang setelah menggunakan teknologi AI bisa memberikan dampak signifikan dalam peningkatan kualitas dan efektivitas pembelajaran. Tetapi yang harus digarisbawahi bahwa teknologi sampai kapanpun fungsinya hanya sebagai alat, tentunya tidak akan sepenuhnya dapat menggantikan peran seorang guru. Misalnya berkaitan dengan aspek afektif dan moral yang melibatkan perasaan dan psikologis tentu saja hanya bisa dilakukan oleh sosok guru. Sehingga adanya teknologi AI sepatutnya dimanfaatkan secara optimal sesuai dengan kapasitas dan fungsinya, tetapi disisi lain peran guru harus tetap diprioritaskan sehingga nilai-nilai humanis dan afeksi dalam sebuah proses pendidikan bisa terus langgeng dan terjaga sesuai esensi dari pendidikan itu sendiri, yaitu untuk  memanusiakan manusia.

Penulis : IDA FITRIA KURNIA, S.Pd